1.
SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya
berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild
mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara
sekarangyang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan
dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki
Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA; 2) Itik pedaging seperti
Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; (3). Itik ornamental (itik
kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue
Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah
jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik
mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang
merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
3.
MANFAAT
1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga
pembibitan ternak itik.
3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.
4.
PERSYARATAN
LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak
lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak
transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan
kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas
ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa
periode produksi.
5.
PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama
dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2).
Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil
Ternak.
5.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
2) Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3) Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang
agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4) Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga
kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang
Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa
kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang
lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa (
masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2
meter).
5) Kondisi kandang dan perlengkapannya Kondisi kandang tidak harus
dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk
perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan
tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
5.2.
Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak
unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang
diharapkan. Nurbarokah menyiapkan dod yang berkualitas dengan tingkat fertil
yang tinggi karena memiliki peternakan yang dijalankan dengan semi-intensif.
1)
Pemilihan bibit
dan calon induk
Pemilihan bibit
ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut
:
a. membeli
telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b. memelihara
induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada
mentok, ayam atau mesin tetas
c. membeli DOD
(Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah
dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang
baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2) Perawatan
bibit dan calon induk
a. Perawatan
Bibit
Bibit (DOD)
yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar
tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan
ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder
diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder
(box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai
dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu
ditambah vitamin/mineral.
b. Perawatan calon
Induk
Calon induk
itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk
produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada
induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan
untuk 5 – 6 ekor betina.
3)
Reproduksi dan
Perkawinan
Reproduksi atau
perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi
dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam
yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating
(perkawinan itik secara alami).
5.3.
Pemeliharaan
1)
Sanitasi dan
Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan
tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai
timbulnya penyakit.
2)
Pengontrol
Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat
dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3)
Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater
(umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu).
Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya)
dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat
kelompok yaitu:
a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran
dilantai
c. umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama
secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai
produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus
menerus).
Dalam hal pakan itik secara
ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa
diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang,
bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga
yaitu :
a. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin
dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
b. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum
diberikan secara ad libitum (terus menerus)
c. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang
dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4) Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar
produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.
6.
HAMA DAN
PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus,
bakteri dan protozoa
2) penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata
laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1)
Penyakit Duck
Cholera. Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja
kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin
pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2)
2) Penyakit
Salmonellosis. Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan
dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum,
dosis disesuaikan dengan label obat.
7.
PANEN
7.1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
7.2.
Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging
dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga
8.
PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang
bias dilakukan adalah pengawetan. Denganpengawetan maka nilai ekonomis telur
itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang
tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika
disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan
pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a)
Pengawetan
dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang
paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b)
Pengawetan
telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu
telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna
menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c)
Pengawetan
telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini
warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d)
Pengawetan
telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak
berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit
telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah
dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e)
Pengawetan
telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar