Pusat DOD, Itik / bebek tervaksin flu burung, Telur Asin, dan Mesin Tetas di Tangerang, Banten dan Jakarta

Rabu, 06 Januari 2016

Kandang Untuk Itik


Hei, kali ini kita akan membahas kandang itik, tulisan ini berasal dari blog Nurbarokah ternak. Kandang untuk itik lokal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Temperature kandang kurang lebih 39 0 celcius dan kelembaban kandang berkisar antara 60-65 %
2. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang.
Adapun model kandang biasanya terbagi 3 jenis yaitu:
1. Kandang untuk anak (DOD) pada masa starter bisa juga disebut kandang box, dengan ukuran 1 M2 mampu menampung 50 ekor DOD.
2. Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut juga kandang ren atau kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok.
3. Kandang Layer ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei (1-2  bisa ekor / kotak) bisa juga kandang lokasi (kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).

Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapan berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perlengkapan tambahan lainnya yang bermaksud positif dalam manajemen.

Sedangkan untuk standar kepadatan kandang silahkan lihat data di bawah ini:

Usia itik
Kepadatan per M2
0-1 minggu
50 ekor
1-2 minggu
25 ekor
2-3 minggu
15 ekor
3-4 minggu
12 ekor
4-6 minggu
10 ekor
6-8 minggu
8 ekor
8 minggu ke atas
4-6 ekor


Minggu, 03 Januari 2016

Kedatangan tamu bule dari Global TV

Belakangan ini nomor saya sering sekali berdering, banyak panggilan masuk yang nomornya tidak dikenal. Meski demikian, saya sadar diri bahwa nomor ini adalah nomor terbuka dan nomor bisnis, siapa saja bisa menemukan lewat dukun modern bernama mbah google. Dan lewat terawangan si mbah google, seorang staf sebuah PH menemukan nomor saya.
“Met siang pak yunus, saya tyo dari global tv, bapak yang ngelola peternakan bebek? Kami ingin syuting di tempat bapak?”
Suara di seberang sana memulai percakapan dan saya pun seperti terkesima.
Tanpa banyak kata langsung mengiyakan, “Bisa”.
Bagi saya permintaan mereka adalah sebuah penghargaan bagi saya dan peternak yang saya naungi. Juga sebuah kepercayaan untuk mengangkat apa yang sudah kami lakukan. Dan pastinya promosi gratis untuk bisa dilihat banyak orang.
Singkat cerita, sabtu tanggal 26 Desember 2015, saya kedatangan tamu. Kedatangan pertama ini untuk survei lokasi. Lokasi mana saja yang bagus untuk pengambilan gambar. Hasilnya ada empat lokasi yang akan dijadikan tempat syuting.
Nah, saya bertanya ke mereka untuk program apa syuting di tempat saya? Ternyata saya keliru, saya kira dokumenter. Dengan baik hati mereka menjelaskan bahwa Global TV punya program baru, judulnya Turis Rempong. mereka juga mengatakan bahwa tempat saya adalah lokasi pertama dan syuting perdana. Walah, merasa terhormat sudah dipilih jadi yang pertamax.
Hari H
Akhirnya hari yang disepakati, senin, 28 Desember 2015 datang juga. Meski saya cukup kaget, mereka datang pagi sekali, jam tujuh pagi sudah stand by di sepatan. Saya kira jam delapanan mereka baru nyampe.
Langsung ke lokasi pertama, persawahan tak jauh dari balai desa Sukadiri. Wah yang nunggu sudah banyak, harap maklum sebelumnya tidak pernah ada syuting di sini. Sampai ibu-ibu lupa masak. Scene pertama ini ceritanya bule nyasar.
image
Lokasi kedua di kandang penampungan. Letaknya di desa pekayon, tidak jauh dari lokasi pertama. Sama seperti di lokasi pertama, penonton melimpah cuy. Lagi-lagi para ibu dan abg bereput selfie sama si bule. Di lokasi kedua ini, bulenya belajar cara merawat bebek.
image
Lokasi ketiga jaraknya lumayan jauh dari lokasi pertama, berada di kampung Pabuaran Ds. Mekar Kondang. Di tempat ketiga ini penontonnya jauh lebih membludak, bahkan ibu-ibunya sudah nunggu dari jam 1 siang, padahal crew datang jam 5 kurang dikit. Di lokasi ketiga ini, si bule belajar membuat telur asin.
Akhirnya lokasi terakhir, mengambil tempat di rumah paman saya. Berbeda dengan tempat-tempat sebelumnya, tidak ada penonton yang membludak, soalnya tempatnya berjarak dengan pemukiman, dan hanya keluarga besar saja yang hadir. Di lokasi ini, si bule belajar masak dengan bibi saya. Menunya hot: goreng bebek sambal nanas.
Dan syuting pun berakhir tepat jam 9 malam. Lama juga yah?
Oh yah, si bulenya belum dikenalin. Berikut foto si bule yang bikin emak-emak pada antusias dan gak mau ngalah sama abg-abg buat selfie
image
Namanya Ricardo biasa dipanggil Rico, aseli dari Belanda. Lima bulan sudah tinggal di Indonesia. Sayangnya sudah menikah…
Btw saksikan di Global TV hari selasa 19 Januari 2016, jamnya menyusul


sumber:  https://penayunus.wordpress.com/2015/12/30/kedatangan-tamu-bule-dari-global-tv/