Pusat DOD, Itik / bebek tervaksin flu burung, Telur Asin, dan Mesin Tetas di Tangerang, Banten dan Jakarta

Senin, 26 Mei 2014

Kelompok Ternak Nurbarokah Mewakili Banten untuk Kontes Peternakan Nasional di Penas XIV Malang


Bulan juni 2014 akan ada hajatan besar di bidang pertanian dan nelayan, yaitu Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XIV tahun 2014. Penas Petani Nelayan telah diselenggarakan sejak tahun 1971 secara rutin dan berkelanjutan guna membangkitkan semangat dan motivasi para petani nelayan dan petani hutan.  Penas Petani Nelayan XIV tahun 2014, yang rencananya dilaksanakan 7 hingga 12 Juni 2014, sebagai ajang tukar informasi sesama petani dari berbagai daerah dan bisa mendapatkan teknologi terbaru yang bisa meningkatkan hasil produksi. . Penas tahun ini diselenggarakan oleh Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Malang.
Pada acara yang diprediksi akan dihadiri oleh 35.000 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia dan peserta undangan dari Asean ini salah satu acaranya adalah Kontes Peternakan Nasional. Kontes Peternakan Nasional sendiri merupakan kegiatan peragaan ternak atau visualisasinya dan pemilihan ternak favorit. Ternak yang diikutsertakan dalam kontes merupakan Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan spesifik lokal yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kelompok Ternak Nurbarokah akan mewakili Provinsi Banten dalam kontes tersebut dengan membawa hewan Sumber Daya Genetik khas Banten. Seperti yang diketahui bahwa Banten memiliki hewan khas, salah satunya adalah itik Damiaking. Itik Damiaking merupakan itik khas yang telah dibudidayakan dan berkembang luas di Provinsi Banten. Warna bulunya yang khas seperti warna jerami kering, diabadikan menjadi namanya yakni damiaking (dami dalam bahasa Serang artinya jerami, dan aking artinya kering). Itik Damiaking merupakan jenis itik petelur jenis lokal. Ciri itik ini selain warna bulunya yang seperti jerami kering juga warna kaki dan paruh yang hitam. Bobot badan betina dewasa berkisar antara 1,5 - 2,2 kg. 
Sebagai kelompok terpilih yang mewakili provinsi Banten, Nurbarokah akan berusaha sebaik mungkin untuk memperkenalkan hewan khas Banten, “Kami harap, dapat memperkenalkan itik khas Banten ini kepada khalayak umum” ujar Yunus, ketua Nurbarokah.

Rabu, 14 Mei 2014

Analisis usaha warung bebek kaki lima




Usaha kuliner berbahan baku bebek sedang naik pamor dan banyak diminati oleh masyarakat luas. Di banyak tempat orang beramai-ramai memenuhi meja-meja tempa makan hanya untuk menyatap daging bebek yang gurih dan nikmat. Selain itu, berubahanya pola prilaku masyarakat kota yang sibuk dan tiak sempat untuk masak di rumah membuka peluang usaha kuliner ini semakin lebar. 
 
Berikut ini kami sampaikan analisa sederhana untuk membuka warung makan kaki lima. Analisa ini bisa anda sesuaikan sendiri sesuai dengan kondisi anda. Untuk memulai usaha warung bebek kaki 5 kita dapat menghitung investasi dengan asumsi: masa pakai tenda 1 tahun, masa pakai gerobak 3 tahun, masa pakai peralatan memasakan selama 1 tahun, masa pakai meja dan kursi selama 5 tahun, belanja bahan makanan dan minuman, mempekerjakan dua orang pegawai.
A
Biaya Ivestasi


Tenda
Rp.  1.500.000

Gerobak
Rp.  2.000.000

Peralatan masak dan makan
Rp. 1.500.000

Meja (4 buah) dan kursi plastik (16 buah)
Rp. 2.000.000

Total investasi
Rp. 7.000.000
B
Biaya operasional Perbulan


Biaya tidak tetap


Bebek (10 ekor[i] x 40.000 x 30)
Rp. 12.000.000

Beras (6 ltr x rp. 5000 x 30 hari)
Rp. 900.000

Sayur, bumbu masak, sambal (Rp. 100.000 x 30 hari)
Rp. 3.000.000

Listrik
Rp. 200.000

Keamanan dan kebersihan
Rp. 50.000

Biaya tetap


Penyusutan tenda 1/12 x rp. 1.500.000
Rp. 125.000

Penyusutan gerobak 1/36 x rp. 2.000.000
Rp. 55.600

Penyusutan peralatan memasak 1/12 x rp. 2.000.000
Rp. 125.000

Penyusutan meja dan kursi plastik 1/36 x rp. 2.000.000
Rp. 55.600

Gaji pegawai 2 orang x rp. 750.000
Rp. 1.500.000

Sewa tempat
Rp. 1.000.000

Total biaya operasional
Rp. 19.011.200
C
Penerimaan perbulan


Penjualan hidangan bebek dan nasi (40 porsi x Rp. 16.000 x 30 hari)
Rp. 19.200.000

Penjualan minuman (40 porsi x Rp 3.000 x 30 Hari)
Rp. 3.600.000

Total penerimaan
Rp. 22.800.000
D
Laba per bulan


Total penerimaan – total biaya operasional
Rp. 22.800.000 – Rp. 19.011.200
= Rp. 3.788.800




[i] Bentuk karkas berdasarkan harga jual Nurbarokah

Kamis, 01 Mei 2014

Pertemuan Diseminasi Teknologi Budidaya Ternak Itik





Semarang. 30 April 2014. Kelompok ternak Nubarokah mengikuti Kegiatan ‘Pertemuan Diseminasi Teknologi Budidaya Ternak Itik’ yang diselenggarakan oleh Direktorat Budidaya Ternak Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan bertempat di Hotel Dafam Semarang selama tiga hari dari tanggal 27-30 April 2014.
Hari pertama pertemuan berisi arahan dari direktur Budidaya Ternak sekaligus membuka acara. Hari kedua merupakan hari paling padat setidaknya ada empat  sesi pertemuan di hari ini. Sesi pertama adalah diskusi panel dengan materi Manajemen Formulasi Pakan dan bahan pakan alternative pada ternak itik yang disampaikan ole Dr. ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dosen dari Univesitas Brawijaya Malang dilanjutkan dengan materi Manajemen Kesehatan: penerapan biosec urity level 3 pada budidaya ternak Itik oleh Drh. M Azhar, M.Si dari Keswan Pusat. Sesi kedua adalah pemaparan dari kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan materi Prospek Pengembangan Ternak Itik di Provinsi Jawa Tengah, dilanjutkan dengan sosialisasi penerapan Good Farming Practice oleh Kasubdit Ternak Unggas dan Aneka Ternak. Sesi ketiga adalah diskusi panel tentang Kebijakan Pemerintah dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk peternakan (produk hasil ternak itik) yang disampaikan oleh Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, dilanjutkan dengan materi Penguatan Jaringan Kelembagaan Peternak Unggas Lokal oleh ketua HIMPULI. Dan sesi malam diisi oleh Succes Story Peternak Budidaya Itik dengan pembicara dari Kelompok Maju Jaya. Hari ketiga kami diajak melakukan kunjungan lapang ke kelompok Maju Jaya di kabupaten Tegal dan Kelompok Satelit di Kota Tegal. Dan hari terakhir adalah chek out dar hotel.
Setidaknya kami belajar tentang banyak hal, salah satunya adalah meningkatkan nilai tambah produk dengan melakukan pengolahan hasil ternak.