Pusat DOD, Itik / bebek tervaksin flu burung, Telur Asin, dan Mesin Tetas di Tangerang, Banten dan Jakarta

Minggu, 28 Desember 2014

waspada flu burung, Surveilans Avian Influenza dan Kesmavet



Tangerang, Senin  22 Desember 2014. Flu burung masih menjadi momok menakutkan bagi peternak unggas. Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk pemantaun rutin di lapangan terkait penyakit yang satu ini. Salah satunya adalah Balai Veteriner Subang sebagai lembaga di bawah Kementan yang fokus terkait masalah penyakit hewan.
Satu tim Surveilans Avian Influenza dan Kesmavet datang ke lokasi peternakan kami. Tim yang dipimpin oleh drh. Ali Rahman  kemudian diajak ke empat titik lokasi itik petelur untuk mengambil sample darah dan sebagainya. Untuk diketahui bahwa itik yang ada di kami sebelumnya telah tervaksin AI, uji ini untuk mengetahui apakah antibody pada itik masih kuat atau sebaliknya, juga untuk melakukan pencegahan penyebaran virus flu burung.
Setelah selesai akhirnya tim pun pergi menuju ke lokasi peternak lain di kecamatan sepatan.

Rabu, 12 November 2014

Distanak Banten Anjurkan Masyarakat Kembangkan Ternak Itik

Serang (AntaraBanten) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten menganjurkan masyarakat daerah itu mengembangkan ternak itik atau bebek karena prospek menjanjikan, permintaan tinggi dan tidak sulit mengusahakannya.


"Belakangan ini masyarakat Banten gemar mengonsumsi daging bebek sehingga tidak heran kalau banyak rumah makan yang khusus menjual bebek goreng atau sate bebek bermunculan dimana-mana," kata Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, H Asep Nugraha di Serang, Selasa.


Asep didampingi Kepala Seksi Pengembangan Produk Peternakan Saiful Bahri mengatakan memelihara itik pedaging atau petelur tidak begitu sulit dibandingkan memelihara ayam ras, karena pada umumnya itik tahan terhadap penyakit dan tidak memerlukan kandang khusus.


Salah satu jenis itik pedaging yang saat ini banyak diminati dan mulai dikembangkan adalah itik serati atau tiktok, yang dihasilkan dari perkawinan silang antara entok jantan dan itik petelur betina melalui proses inseminasi buatan (IB).


Pemeliharaan itik serati atau tiktok sebagai itik pedaging memiliki beberapa keunggulan, yaitu cepat tumbuh sehingga bobot potong lebih besar, tekstur daging lebih empuk dan tidak amis, serta kadar lemaknya rendah yaitu hanya 1,5 persen. Selain itu, masa pemeliharaan juga relatif pendek yaitu 8-10 minggu.


Ia mengatakan itik serati atau tiktok relatif tahan terhadap penyakit, karena daya adaptasinya lebih baik terhadap perubahan lingkungan. Penyakit timbul sebagai akibat tidak berfungsinya faktor utama dengan baik, yaitu sanitasi, biosecurity, manajemen serta perubahan lingkungan terutama cuaca dan suhu.


Penyakit utama itik pedaging hampir sama dengan jenis unggas lainnya, yaitu "sallmonellosis" yang disebabkan bakteri "salmonella typhimurium" dan entritidis botulismus yang disebabkan oleh bakteri "clostridium botulinum, fowl cholera, fowl pox, influenza, avian chlamydiasis, coccidiosis dan lainnya.


Pencegahan penyakit itik pedaging, lanjut dia, dapat dilakukan melalui peningkatan kebersihan dan sanitasi kandang yang baik, vaksinasi dan meningkatkan kualitas pakan. Sedangkan yang sudah terserang dapat diberikan antibiotik seperti sulfadimidin, furasolidine, tetramysin, spreptomycin, oxytetrasiklin dan lainnya.


Selain itik tiktok, jenis itik lain yang dapat dipelihara oleh peternak Banten adalah itik jenis damiaking (itik petelur), itik duo (juga itik petelur).


Asep mengatakan populasi itik di Banten pada tahun 2013 mencapai 2,05 juta ekor, sebagian besar berada di kabupaten Serang (1,4 juta ekor) dan Kabupaten Tangerang (384.100 ekor), sedangkan itik manila berjumlah 409.700 ekor.


Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2012 yang hanya mencapai 1,7 juta ekor, dan pada 2014 diprediksi akan mengalami peningkatan sebanyak 2,1 juta ekor.


Sementara itu jumlah itik manila mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 761,600 ekor, dan pada 2014 diperkirakan naik sedikit menjadi 424.900 ekor dibandingkan tahun 2013.

sumber: http://banten.antaranews.com/berita/21709/distanak-banten-anjurkan-masyarakat-kembangkan-ternak-itik

Jumat, 03 Oktober 2014

Pedoman Budi Daya Itik Pedaging dan Pedoman Budi Daya Itik Petelur yang Baik

Kementrian Pertanian kembali mengeluarkan peraturan terbaru terkait tata cara pembudidayaan itik. peraturan ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 32/Permentan/OT.140/2/2014 Tanggal 24 Februari 2014 Tentang Pedoman Budi Daya Itik Pedaging  dan Pedoman Budi Daya Itik Petelur yang Baik. Pedoman ini merupakan pengganti Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 35/ Permentan/OT.140/3/2007 Tentang Pedoman Budi Daya Itik Petelur Yang Baik dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 36/Permentan/OT.140/3/2007 Tentang Pedoman Budi Daya Itik Pedaging Yang Baik.
Tidak banyak perubahan signifikan dalam pedoman baru ini, bagi anda yang ingin mengetahui tentang Pedoman Budi Daya Itik Pedaging  dan Pedoman Budi Daya Itik Petelur yang Baik terbaru dapat membacanya di link berikut ini:
http://budidaya.ditjennak.deptan.go.id/upload/data/gfp_itik_edit.pdf

Selasa, 16 September 2014

Penyakit AVIAN INFLUENZA (AI)

AVIAN INFLUENZA (AI)
Sinonim : Flu Burung , Bird Flu

A. PENDAHULUAN

Avian influenza (AI) merupakan penyakit viral akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza type A subtipe H5 dan H7. Semua unggas dapat terserang virus influenza A, tetapi wabah AI sering menyerang ayam dan kalkun. Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematian sangat tinggi karena dapat mencapai 100%.

Jumat, 08 Agustus 2014

Vaksinasi Itik di Nurbarokah dan Plasma





Penyakit flu burung masih menghantui dunia peternakan Indonesia, terlebih saat flu burung menyerang itik. Itik yang sebelumnya menjadi hewan ternak yang kenal akan penyakit ayam juga ikut terkena serangan penyakit ini. Ribuan ekor itik mati dan petani merugi akibat serangan virus ini.
Secara teori tidak ada obat untuk penyakit yang disebabkan oleh virus. Meski demikian, virus flu burung dapat dicegah dengan biosecurity yang baik dan vaksinasi. Pada hari kamis tanggal 7 Agustus kemarin, kami melakukan vaksinasi untuk itik betina yang akan siap produksi telur. Vaksinasi ini dilakukan dengan bantuan dari Tim Rescue UPT Balai Kesehatan Hewan dan Kesmavet Provinsi Banten. 
Pada tahap awal baru divaksin sebanyak 800an ekor itik betina, rencananya tahap kedua akan dilakukan kembali vaksinasi untuk 4000an ekor itik betina. Selain vaksinasi, kami juga diberikan pengarahan bahwa penyakit flu itik tidak datang sendiri, pasti ada yang membawanya. Flu itik bisa dibawa oleh peternaknya sendiri, itik baru dari tempat yang endemik flu burung, peralatan makan, pedagang keliling. Makanya perlu dibatasi orang yang masuk ke kandang itik. Pisahkan juga itik yang baru datang ke kandang isolasi selama 2 minggu, tidak langsung dicampur ke itik yang sudah lama dimiliki.





Rabu, 02 Juli 2014

Rahasia menghilangan apek dan bau amis pada bebek.




Daging bebek yang sangat gurih dengan tekstur dagingnya yang khas (lebih kasar dibandingkan dengan daging ayam) memang sangat menggugah selera. Daging bebek juga luwes direka-reka menjadi aneka makanan yang menggugah selera dan memikat lidah. 
Meski demikian, ada sebagian orang yang kurang suka dengan aroma bebek yang kurang enak, agak apek. Sebenarnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan jika kita tahu rahasia mengolah daging bebek. Berikut ini tipsnya:

  • 1.       Sebaiknya beli bebek dalam keadaan hidup. Satu jam sebelum disembelih, beri bebek 1 sdm cuka yang sudah dicairkan dengan cara diminumkan. Sembelih bebek lalu bersihkan bulunya hingga bersih. Agar tidak repot, anda bisa memesan langkah-langkah ini kepada kami.

  • 2.       Untuk menghilangkan bau amisnya remas-remas daging bebek dengan asam jawa/ air jeruk nipis/ cuka masak lalu diamkan selama 1 jam. Bilas hingga bersih, tiriskan. Daging bebek siap dihidangkan.


Sabtu, 14 Juni 2014

Kisah dari Kontes Peternakan Nasional Penas Malang 2014




Alhamdulillah. Satu acara besar telah kami lewati di tahun ini, yaitu mengikuti kegiatan Kontes Peternakan Nasional. Dengan engikuti acara ini, kamid apat memperkenalkan kelompok kami ke delegasi dari berbagai provinsi di Indonesia.
tempat Kontes Peternakan Nasional
Kontes Peternakan Nasional sendiri merupakan kegiatan peragaan ternak atau visualisasinya dan pemilihan ternak favorit. Ternak yang diikutsertakan dalam kontes merupakan Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan spesifik lokal yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kelompok Ternak Nurbarokah difasilitasi oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten dalam kontes tersebut dengan membawa hewan Sumber Daya Genetik khas Banten. Seperti yang diketahui bahwa Banten memiliki hewan khas, salah satunya adalah itik Damiaking. Itik Damiaking merupakan itik khas yang telah dibudidayakan dan berkembang luas di Provinsi Banten. Warna bulunya yang khas seperti warna jerami kering, diabadikan menjadi namanya yakni damiaking (dami dalam bahasa Serang artinya jerami, dan aking artinya kering). Itik Damiaking merupakan jenis itik petelur jenis lokal. Ciri itik ini selain warna bulunya yang seperti jerami kering juga warna kaki dan paruh yang hitam. Bobot badan betina dewasa berkisar antara 1,5 - 2,2 kg. 
Stand SDG Provinsi Banten
Pada acara yang dibuka oleh Presiden RI tersebut, banyak peserta dari berbagai daerah yang mampir ke stand SDG provinsi Banten. Mereka bertanya tentang itik Damiaking juga menyatakan tentang kelompok Nurbarokah. Di sana, kami membagikan profil Nurbarokah juga brosur tentang itik damiaking. Banyak respon yang masuk, termasuk penjajagan untuk kerjasama dibidang pedaging, ada pemilik restoran yang tertarik untuk disuplay dagingnya oleh Kelompok Nurbarokah.
Nah berikut ini, foto-foto selama kontes berlangsung.

 
Pengunjung Stand

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Mampir ke Stand


Kunjungan Menteri Pertanian, Suswono, ke Stand
 
Ketua Nurbarokah berfoto dengan pengunjung dari Banten

brosur Kelompok Nurbarokah

Senin, 26 Mei 2014

Kelompok Ternak Nurbarokah Mewakili Banten untuk Kontes Peternakan Nasional di Penas XIV Malang


Bulan juni 2014 akan ada hajatan besar di bidang pertanian dan nelayan, yaitu Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XIV tahun 2014. Penas Petani Nelayan telah diselenggarakan sejak tahun 1971 secara rutin dan berkelanjutan guna membangkitkan semangat dan motivasi para petani nelayan dan petani hutan.  Penas Petani Nelayan XIV tahun 2014, yang rencananya dilaksanakan 7 hingga 12 Juni 2014, sebagai ajang tukar informasi sesama petani dari berbagai daerah dan bisa mendapatkan teknologi terbaru yang bisa meningkatkan hasil produksi. . Penas tahun ini diselenggarakan oleh Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Malang.
Pada acara yang diprediksi akan dihadiri oleh 35.000 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia dan peserta undangan dari Asean ini salah satu acaranya adalah Kontes Peternakan Nasional. Kontes Peternakan Nasional sendiri merupakan kegiatan peragaan ternak atau visualisasinya dan pemilihan ternak favorit. Ternak yang diikutsertakan dalam kontes merupakan Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan spesifik lokal yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kelompok Ternak Nurbarokah akan mewakili Provinsi Banten dalam kontes tersebut dengan membawa hewan Sumber Daya Genetik khas Banten. Seperti yang diketahui bahwa Banten memiliki hewan khas, salah satunya adalah itik Damiaking. Itik Damiaking merupakan itik khas yang telah dibudidayakan dan berkembang luas di Provinsi Banten. Warna bulunya yang khas seperti warna jerami kering, diabadikan menjadi namanya yakni damiaking (dami dalam bahasa Serang artinya jerami, dan aking artinya kering). Itik Damiaking merupakan jenis itik petelur jenis lokal. Ciri itik ini selain warna bulunya yang seperti jerami kering juga warna kaki dan paruh yang hitam. Bobot badan betina dewasa berkisar antara 1,5 - 2,2 kg. 
Sebagai kelompok terpilih yang mewakili provinsi Banten, Nurbarokah akan berusaha sebaik mungkin untuk memperkenalkan hewan khas Banten, “Kami harap, dapat memperkenalkan itik khas Banten ini kepada khalayak umum” ujar Yunus, ketua Nurbarokah.

Rabu, 14 Mei 2014

Analisis usaha warung bebek kaki lima




Usaha kuliner berbahan baku bebek sedang naik pamor dan banyak diminati oleh masyarakat luas. Di banyak tempat orang beramai-ramai memenuhi meja-meja tempa makan hanya untuk menyatap daging bebek yang gurih dan nikmat. Selain itu, berubahanya pola prilaku masyarakat kota yang sibuk dan tiak sempat untuk masak di rumah membuka peluang usaha kuliner ini semakin lebar. 
 
Berikut ini kami sampaikan analisa sederhana untuk membuka warung makan kaki lima. Analisa ini bisa anda sesuaikan sendiri sesuai dengan kondisi anda. Untuk memulai usaha warung bebek kaki 5 kita dapat menghitung investasi dengan asumsi: masa pakai tenda 1 tahun, masa pakai gerobak 3 tahun, masa pakai peralatan memasakan selama 1 tahun, masa pakai meja dan kursi selama 5 tahun, belanja bahan makanan dan minuman, mempekerjakan dua orang pegawai.
A
Biaya Ivestasi


Tenda
Rp.  1.500.000

Gerobak
Rp.  2.000.000

Peralatan masak dan makan
Rp. 1.500.000

Meja (4 buah) dan kursi plastik (16 buah)
Rp. 2.000.000

Total investasi
Rp. 7.000.000
B
Biaya operasional Perbulan


Biaya tidak tetap


Bebek (10 ekor[i] x 40.000 x 30)
Rp. 12.000.000

Beras (6 ltr x rp. 5000 x 30 hari)
Rp. 900.000

Sayur, bumbu masak, sambal (Rp. 100.000 x 30 hari)
Rp. 3.000.000

Listrik
Rp. 200.000

Keamanan dan kebersihan
Rp. 50.000

Biaya tetap


Penyusutan tenda 1/12 x rp. 1.500.000
Rp. 125.000

Penyusutan gerobak 1/36 x rp. 2.000.000
Rp. 55.600

Penyusutan peralatan memasak 1/12 x rp. 2.000.000
Rp. 125.000

Penyusutan meja dan kursi plastik 1/36 x rp. 2.000.000
Rp. 55.600

Gaji pegawai 2 orang x rp. 750.000
Rp. 1.500.000

Sewa tempat
Rp. 1.000.000

Total biaya operasional
Rp. 19.011.200
C
Penerimaan perbulan


Penjualan hidangan bebek dan nasi (40 porsi x Rp. 16.000 x 30 hari)
Rp. 19.200.000

Penjualan minuman (40 porsi x Rp 3.000 x 30 Hari)
Rp. 3.600.000

Total penerimaan
Rp. 22.800.000
D
Laba per bulan


Total penerimaan – total biaya operasional
Rp. 22.800.000 – Rp. 19.011.200
= Rp. 3.788.800




[i] Bentuk karkas berdasarkan harga jual Nurbarokah