Pusat DOD, Itik / bebek tervaksin flu burung, Telur Asin, dan Mesin Tetas di Tangerang, Banten dan Jakarta

Sabtu, 30 November 2013

Mencegah penyakit hewan



November 2012 terjadi penyakit yang menghebohkan indonesia. Itik yang sebelumnya terkenal tahan penyakit, tiba-tiba terserang penyakit seperti ayam. Inilah yang kemudian heboh dengan sebutan flu itik.
Beranjak pada pengalaman tahun lalu, apalagi sekarang memasuki musin pancaroba, akhirnya kami di Nurbarokah berinisiatif untuk melakukan pelatihan internal tentang penyakit hewan, khususnya penyakit pada itik.
Bertempat di desa Gintung pada tanggal 23 November setelah Jumatan, acara pun di mulai. Hadir sebagai pembicara adalah Hj. Asmiati dari bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Tangerang, acara ini berlangsung santai.



Bu Hj. Asmiati memberberkan ciri-ciri flu burung pada itik:
  • Mata menjadi putih (pada unggas / itik) ;
  • nafsu makan berkurang ;
  • lemas ; kejang ; jengger yang bengkak dan biru ;
  • leher terputar ;
  • bintik-bintik perdarahan di kaki ;
  • keluar cairan jernih sampai kental di mata, hidung dan mulut ;
  • mencret yang berlebihan ;
  • gangguan pernafasan ;
  • kematian dengan jumlah besar.
Secara teori tidak ada obat bagi penyakit yang ditimbulkan oleh virus seperti flu burung. Namun, pada kenyataannya di setiap kasus flu burung masih ada itik yang bertahan hidup. Kemempuan itik yang selamat terletak pada daya tahan tubuh alias imun itik tersebut. Cara meningkatkan imun ini adalah dengan memberikan multivitamin ataupun makan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh seperti kunyit.
Mencegah lebih baik.
Pembicara juga berpesan bahwa mencegah adalah cara yang lebih baik sebelum terkena penyakit. Pencegahan ini terkait dengan manajemen pemeliharaan. Adapun cara pencegahan itu adalah:
  • Melakukan disinfektasi kandang sebelum itik datang
  • Ke kandang setelah mandi terlebih dahulu
  • Mencurigai itik yang baru datang dengn tidak mencampurkan pada itik yang sudah ada. Itik yang baru datang ditempatkan di kandang karantina selama 2 minggu, baru boleh dicampur dengan itik yang sudah ada.
  • Memberikan pakan terlebih dahulu ke itik yang sudah dipelihara lama, baru kemudian kepada itik yang baru datang.
  • Jika ada timbul kasus penyakit segera lapor kepada dinas terkait.
Acara pun dilanjutkan dengan sesi diskusi dan ditutup ketika ashar.

Jumat, 08 November 2013

sharing membuat pakan sendiri untuk itik petelur

Masalah pakan merupakan masalah yang cukup pelik bagi pembudidaya ternak. Karena biaya pakan ini mencapai 70% dari biaya produksi. Pakan alternative dengan memanfaatkan sumber daya lokal merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Hari kamis tanggal 7 November 2013 saya menghadiri undangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Tangerang untuk berbagi pengalaman dalam acara pelatihan Manajemen Usaha Agribinis: Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan di Balai Ternak Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Tangerang di belakang Diklat Pemda Kecamatan Curug.
DSCN1989
saya paling kiri, pak zakaria, Pak H. Jarnaji MM kepala Dinas, dan Pak Anwar Zaelani
Pada acara itu saya mewakili Nurbarokah Livestock. Berbagi tentang membuat pakan alternative. Mendaftar bahan-bahan pakan di sekitar dan menghitung nilai proteinnya untuk dicampur menjadi ransum pakan itik alternatif.
DSCN1992
Menghitung takaran komposisi pakan alternatif
Sesi kedua saya, saya hanya memutarkan film dokumenter kegiatan penetasan telur di Nurbarokah. Karena sebagian besar peternaknya hanya bbek bertelur, belum sampai ke penetasan.
Setelah saya selesai, materi selanjutnya di sampaikan oleh Pak H. Zakaria dari Cisauk tentang budidaya ayam kampung petelur.