Pusat DOD, Itik / bebek tervaksin flu burung, Telur Asin, dan Mesin Tetas di Tangerang, Banten dan Jakarta

Sabtu, 30 November 2013

Mencegah penyakit hewan



November 2012 terjadi penyakit yang menghebohkan indonesia. Itik yang sebelumnya terkenal tahan penyakit, tiba-tiba terserang penyakit seperti ayam. Inilah yang kemudian heboh dengan sebutan flu itik.
Beranjak pada pengalaman tahun lalu, apalagi sekarang memasuki musin pancaroba, akhirnya kami di Nurbarokah berinisiatif untuk melakukan pelatihan internal tentang penyakit hewan, khususnya penyakit pada itik.
Bertempat di desa Gintung pada tanggal 23 November setelah Jumatan, acara pun di mulai. Hadir sebagai pembicara adalah Hj. Asmiati dari bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Tangerang, acara ini berlangsung santai.



Bu Hj. Asmiati memberberkan ciri-ciri flu burung pada itik:
  • Mata menjadi putih (pada unggas / itik) ;
  • nafsu makan berkurang ;
  • lemas ; kejang ; jengger yang bengkak dan biru ;
  • leher terputar ;
  • bintik-bintik perdarahan di kaki ;
  • keluar cairan jernih sampai kental di mata, hidung dan mulut ;
  • mencret yang berlebihan ;
  • gangguan pernafasan ;
  • kematian dengan jumlah besar.
Secara teori tidak ada obat bagi penyakit yang ditimbulkan oleh virus seperti flu burung. Namun, pada kenyataannya di setiap kasus flu burung masih ada itik yang bertahan hidup. Kemempuan itik yang selamat terletak pada daya tahan tubuh alias imun itik tersebut. Cara meningkatkan imun ini adalah dengan memberikan multivitamin ataupun makan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh seperti kunyit.
Mencegah lebih baik.
Pembicara juga berpesan bahwa mencegah adalah cara yang lebih baik sebelum terkena penyakit. Pencegahan ini terkait dengan manajemen pemeliharaan. Adapun cara pencegahan itu adalah:
  • Melakukan disinfektasi kandang sebelum itik datang
  • Ke kandang setelah mandi terlebih dahulu
  • Mencurigai itik yang baru datang dengn tidak mencampurkan pada itik yang sudah ada. Itik yang baru datang ditempatkan di kandang karantina selama 2 minggu, baru boleh dicampur dengan itik yang sudah ada.
  • Memberikan pakan terlebih dahulu ke itik yang sudah dipelihara lama, baru kemudian kepada itik yang baru datang.
  • Jika ada timbul kasus penyakit segera lapor kepada dinas terkait.
Acara pun dilanjutkan dengan sesi diskusi dan ditutup ketika ashar.

Jumat, 08 November 2013

sharing membuat pakan sendiri untuk itik petelur

Masalah pakan merupakan masalah yang cukup pelik bagi pembudidaya ternak. Karena biaya pakan ini mencapai 70% dari biaya produksi. Pakan alternative dengan memanfaatkan sumber daya lokal merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Hari kamis tanggal 7 November 2013 saya menghadiri undangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Tangerang untuk berbagi pengalaman dalam acara pelatihan Manajemen Usaha Agribinis: Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan di Balai Ternak Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Tangerang di belakang Diklat Pemda Kecamatan Curug.
DSCN1989
saya paling kiri, pak zakaria, Pak H. Jarnaji MM kepala Dinas, dan Pak Anwar Zaelani
Pada acara itu saya mewakili Nurbarokah Livestock. Berbagi tentang membuat pakan alternative. Mendaftar bahan-bahan pakan di sekitar dan menghitung nilai proteinnya untuk dicampur menjadi ransum pakan itik alternatif.
DSCN1992
Menghitung takaran komposisi pakan alternatif
Sesi kedua saya, saya hanya memutarkan film dokumenter kegiatan penetasan telur di Nurbarokah. Karena sebagian besar peternaknya hanya bbek bertelur, belum sampai ke penetasan.
Setelah saya selesai, materi selanjutnya di sampaikan oleh Pak H. Zakaria dari Cisauk tentang budidaya ayam kampung petelur.

Rabu, 16 Oktober 2013

pakan itik dari limbah agroindustri

Permasalahan yang dihadapi pada usaha produksi daging itik adalah biaya produksi yang cukup tinggi, kira-kira 50% lebih tinggi dibanding biaya produksi ayam potong. Penyebabnya adalah rasio konversi pakan yang tidak sebaik seperti pada ayam potong. Untuk mencapai bobot badan antara 1100-1200 g diperlukan waktu 10 minggu dengan konversi pakan 4,19-6,02. Pemanfaatan bahan pakan dari limbah agroindustri dapat mengurangi biaya pakan

Di Indonesia bahan pakan lokal dari limbah agroindustri cukup melimpah namun masih jarang digunakan untuk pakan itik. Limbah yang cukup besar potensinya sebagai bahan pakan diantaranya adalah onggok dan kulit ari biji kedelai (Kleci). Onggok adalah sisa pemerasan umbi ubi kayu untuk mendapatkan pati. Satu ton ubi kayu dapat menghasilkan 114 kg onggok. Kulit ari biji kedelai adalah limbah dari pengupasan biji kedelai. Potensi kulit ari kedelai atau kleci sangat besar karena pada proses pembuatan tempe selalu dihasilkan limbah kulit ari biji kedelai. Sedangkan tempe dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Beberapa kendala dalam pemanfaatan limbah agroindustri sebagai ransum unggas adalah tingginya kandungan serat kasar serta adanya protein yang sulit dicerna. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan adalah dengan melakukan fermentasi. Fermentasi ini bisa dilakukan secara sederhana dan mudah diadopsi oleh peternak.

Pemanfaatan bahan pakan dari limbah agroindustri dapat mengurangi biaya pakan. Untuk membuat pakan ternak tersebut, anda dapat mencoba teknologi berikut ini. Sebagai contoh adalah pembuatan ransum sebanyak 10 kg bahan. Jika ingin membuat lebih banyak tinggal mengalikan sesuai kelipatan yang diinginkan. Bahan yang diperlukan adalah 1,5kg Kleci, 1,5 kg Onggok, 4kg Jagung dan 3 kg Menir Kedelai. Jadi perbandingannya 15% Kleci, 15% onggok, 40% jagung dan 30% menir kedelai. Aduklah bahan tersebut sampai merata kemudian lakukan proses fermentasi.

Ada dua cara fermentasi yaitu dengan Aspergillus niger atau dengan multi mikroba Untuk fermentasi dengan Aspergillus nigertempatkan 10 kg bahan ransum dalam ember besar dan tambahkan 8 liter air hangat. Aduk sampai rata dan biarkan beberapa menit. Setelah agak dingin tambahkan 100 gram ragi tempe (Aspergillus niger) dan 100 gram urea, aduk kembali hingga merata. Kemudian tutup ember dan biarkan selama 3 hari. Selanjutnya ransum sudah siap untuk diberikan pada itik.

Untuk fermentasi dengan Multi mikroba siapkan 8 liter air dalam ember, tambahkan 10 ml multi mikroba dan aduk merata. Tambahkan 10 kg bahan ransum sambil diaduk. Kemudian masukkan dalam karung dan tutup rapat lalu dibiarkan selama 3 hari. Bahan yang telah difermentasi dalam jumlah banyak dapat disimpan sebagai pakan. Sebelum disimpan agar dijemur terlebih dahulu sampai kering supaya tidak bau ataupun ditumbuhi jamur.

Penggunaan pakan dari bahan limbah ini menunjukkan adanya kenaikan bobot yang lebih tinggi pada itik yang dipelihara. Sedangkan banyaknya pakan yang diperlukan menjadi berkurang. Berarti biaya pakan juga menjadi lebih murah. Kalau mau lebih murah, disarankan pembuatan pakannya dengan cara fermentasi multi mikroba
sumber: http://darsonoww.blogspot.com/2012/06/mengolah-limbah-agroindustri-untuk.html

Selasa, 17 September 2013

Budidaya Itik Damiaking Khas Banten

Budidaya Itik Damiaking Khas Banten Oleh Mayunar 
Itik Damiaking merupakan itik khas yang telah dibudidayakan dan berkembang luas di Provinsi Banten. Warna bulunya yang khas seperti warna jerami kering, diabadikan menjadi namanya yakni damiaking (dami dalam bahasa Serang artinya jerami, dan aking artinya kering). Itik Damiaking merupakan jenis itik petelur jenis lokal. Ciri itik ini selain warna bulunya yang seperti jerami kering juga warna kaki dan paruh yang hitam. Bobot badan betina dewasa berkisar antara 1,5 - 2,2 kg. 
Itik Damiaking biasanya dipelihara pada daerah dekat pesisir pantai, pakannya berupa limbah rumah tangga dan pakan alami yang tersedia di kolam (seperti: kepiting, keong dan ikan kecil). Itik ini dipelihara dengan penggembalaan di areal kandang, halaman atau kolam yang luas. Pada usaha skala rumah tangga, kandang itik dibangun dengan sistem pekarangan, yaitu kombinasi pemeliharaan system terkurung dan sistem lepas. Kandang dibuat dari bahan yang tersedia di sekitar lokasi dan harganya murah serta memenuhi syarat: memberikan kenyamanan dan kesehatan temak serta tidak mengganggu peternak. 
Budidaya dilakukan secara semi-intensif dengan skala kepemilikan 100 ekor (kisaran 50-150 ekor). Itik yang digunakan adalah yang sudah siap telur (grower) umur 4-5 bulan. Perbandingan betina dan jantan adalah 30:1. Pakannya berupa dedak halus, konsentrat dan keong mas atau dedak halus, konsentrat dan ikan rucah segar. Pada daerah pedalaman, kombinasi pakan yang dianjurkan adalah dedak halus, konsentrat dan keong mas, sedangkan pada daerah dekat pantai/ laut adalah dedak halus, konsentrat dan ikan rucah segar. Di dekat kandang tersedia saluran air untuk membersihkan bulu dan mempertahankan suhu tubuh. Usaha temak itik Damiaking skala rumah tangga dengan budidaya semi-intensif memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: produktivitas telur lebih tinggi dibanding teknologi ekstensif yang biasa diterapkan peternak, produktivitas bulanan berkisar antara 41,5 - 76,1 (rataan 54,6 ) atau setara dengan 160 - 165 butir/ekor/tahun, pemanfaatan keong mas (hama padi) sebagai pakan dapat diperoleh dari sawah serta membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Selain itu, usaha tersebut juga merupakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan di pedesaan. 
Pemeliharaan Pemeliharaan itik skala rumah tangga dilakukan dengan dua metoda. Pada musim tanam pada dilakukan secara terkurung, dan pada musim panen diumbar pada lahan sawah. Kandang dibuat berukuran 8 m x 7,5 m (luas 60 m2), di mana 1/3 bagian (8 m x 2,5 m) tertutup dan beratap untuk itik tidur dan bertelur, sedangkan 2/3 bagian lagi (8 m x 5 m) terbuka sebagai halaman untuk itik makan, minum dan bermain pada siang hari. Lantai kandang berupa tanah yang diberi alas sekam atau jerami padi untuk menyerap air dan kotoran dengan ketebalan sekitar 5 cm. 
Pada usaha skala rumah tangga dengan kepemilikan itik sebanyak 100 ekor dibutuhkan pakan dedak halus sebanyak 7,5-10,0 kg/hari, konsentrat 1,5 - 2,0 kg/hari dan keong mas 20 - 25 kg/hari (atau diganti dengan ikan rucah segar). Pada musim tanam (pemeliharaan terkurung), pakan diberikan sebanyak 4 kali/hari yaitu berupa dedak halus dicampur konsentrat sebanyak 2 kali/hari (pukul 07.00 dan 17.00WIB) dan keong mas sebanyak 2 kali/hari (pukul 11.00 dan 15.00WIB), sedangkan pada musimpanen pemberian pakan hanyadiberikan 1 kali/hari yaitu berupa dedak halus 

sumber: Berita Koran SINAR TANI Edisi 20-26 Juni 2011 
sumber web: http://banten.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=415&Itemid=12

Sabtu, 07 September 2013

Video tutorial Penetasan Itik

kami telah membuat video turorial penetasan itik untuk membantu anda memahami proses penetasan itik menggunakan mesin tetas yang ada di kelompok kami.

Yuk Beternak Itik


1.      SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarangyang disebut Anas domesticus (ternak itik).
2.      JENIS
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA; 2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; (3). Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

3.      MANFAAT
1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

4.      PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

5.      PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.

5.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Persyaratan temperatur kandang ± 39 derajat C.
2) Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3) Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4) Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5) Kondisi kandang dan perlengkapannya Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen

5.2.  Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan. Nurbarokah menyiapkan dod yang berkualitas dengan tingkat fertil yang tinggi karena memiliki peternakan yang dijalankan dengan semi-intensif.
1)      Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
a. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan  telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
c. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah  dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi  dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

2) Perawatan bibit dan calon induk
a. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.

3)      Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
5.3.  Pemeliharaan
1)      Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2)      Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3)      Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).
 Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
a. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
b. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
c. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4) Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.
6.      HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2) penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1)      Penyakit Duck Cholera. Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2)      2) Penyakit Salmonellosis. Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
7.      PANEN
7.1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
7.2.  Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga
8.      PASCAPANEN
 Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Denganpengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a)      Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b)      Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c)      Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d)     Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e)      Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.

Senin, 13 Mei 2013

Kegiatan Praktek penetasan Telur siswa PKBM

Kelompok ternak Nurbarokah mendapat undangan untuk menjadi isntruktur dalam kegiatan praktek penetasan telur siswa-siswi PKBM yang bertempat di kantor LPP UMKM kec. Rajeg. Acara ini sendiri merupakan acara pengisi kegiatan setelah masa ujian nasional. Berikut adalah dokumentasi kegiatan pelatihan yang sempat kami abadikan:

Selasa, 08 Januari 2013

Sekolah lapang peternakan Itik

Pada tanggal 5 Januari 2013, kelompok ternak Nubarokah mengadakan kegiatan sekolah lapang peternakan itik. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari tujuh kube yang merupakan plasma dari kelompok ternak Nubarokah. Pada acara ini hadir juga dua perwakilan dari DPRD Kab. Tangerang, yaitu Bapak H. Syarifullah selaku wakil ketua DPRD dan Bapak Sapri, S.Sos selaku anggota DPRD Kab. Tangerang.

Pada acara ini Nurbarokah dan para mitra usaha mendiskusikan mengenai budidaya itik, mulai dari penyakit yang menyerang itik sampai pada konsep pemasaran satu pintu. Kami bersepakat untuk menjadikan kecamatan Sukadiri sebagai sentra itik di Tangerang. Selain itu, perwakilan DPRD kab. Tangerang juga memaparkan berbagai kebijakan yang ada di Tangerang terkait dengan peternakan itik. Setelah itu rombongan diajak melihatlihat unit pengembang biakan dan unit penetasan milik Nurbarokah.

Acara ini pun ditutup dengan makan siang dan berfoto bersama.